The Winner Takes it All

Salah satu media raksasa New York Times menurunkan laporan yang menarik tentang Australia yang mencoba untuk memaksa Google dan Facebook berbagi penghasilan dari iklan yang didapat, karena konten dari media lokallah yang telah membantu mendatangkan traffic pengunjung. Facebook mendapat keuntungan dari pemuatan artikel media lokal di halaman mereka, demikian juga Google yang menikmati keuntungan finansial dari pemuatan artikel media lokal di mesin pencarian mereka. Hal ini dilakukan oleh Australia demi menyelamatkan media-media lokal. Pandemi Virus Corona menyebabkan semakin mempercepat media lokal kehilangan penghasilan dari para pemasang iklan.
“Kami tidak dapat menyangkal pentingnya menciptakan arena permainan yang adil, memastikan jalan yang adil bagi perusahaan dan kompensasi yang sesuai untuk konten,” kata Josh Frydenberg, seorang politisi, bendahara dan Deputy Leader dari Partai Liberal Australia, sebagaimana dikutip dari Australian Broadcasting Corporation (20/4/2020).

Menanggapi permintaan Australia, perwakilan Google dan Facebook di Australia mengatakan mereka telah bekerja keras untuk media, terutama selama pandemi. Meskipun jumlah pembaca berita lokal telah melonjak, namun perusahaan telah menarik iklan di koran lokal karena adanya perlambatan ekonomi. Will Easton, direktur pengelola Facebook Australia dan Selandia Baru, dalam sebuah kesempatan menyatakan kecewa dengan pemngumuman pemerintah Australia ini. Dia mengatakan perusahaan telah menginvestasikan jutaan dolar untuk mendukung penerbitan lokal Australia "melalui pengaturan konten, kemitraan dan pelatihan." Sementara Sundar Pichai, kepala eksekutif Google mengatakan perusahaan "berusaha untuk bekerja secara konstruktif" dengan industri berita di Australia.

Wajarkah institusi media meminta bagian dari pendapatan iklan yang didapat oleh Google dan Facebook?! Tergantung dari sisi mana kita melihat. Google adalah sebuah perusahaan teknologi yang fokus mengembangkan mesin pencari. Kekuatan Google ada pada database informasi yang dikumpulkan/didapat dari berbagai sumber dimana hampir seluruhnya berasal dari media karena media memproduksi berita setiap hari. Untuk menghasilkan sebuah konten / berita, perusahaan media tentu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, seperti untuk menyewa gedung, membayar gaji karyawan, wartawan dan sebagainya, jadi tidaklah berlebihan jika perusahaan media berharap perusahaan teknologi yang besar karena adanya konten dari media mau berbagi pendapatan yang wajar karena tanpa adanya konten dari media, tentu pengguna internet tidak akan berkunjung dan menggunakan mesin pencari.

Kemajuan teknologi internet pada awalnya nampak membawa berkah bagi banyak orang. Semua orang / perusahaan tanpa terkecuali, baik yang besar, kecil atau bahkan perorangan yang baru mencoba untuk merintis usaha bisa memanfaatkannya, semua bisa terhubung tanpa sekat-sekat yang birokratis dan tergantung tempat dan waktu. Namun dibalik keunggulannya yang bisa dimanfaatkan untuk semua kalangan, perusahaan-perusahaan besar juga bisa melipatgandakan kekuatan mereka untuk mangambil keuntungan sebanyak-banyaknya.

Di masa sebelum era internet, sebuah perusahaan dari luar negeri yang ingin mengais rupiah dari Indonesia harus datang membawa uang terlebih dahulu untuk berinvestasi membangun pabrik, menggunakan tenaga kerja penduduk lokal dan sebagainya sehingga investasi menggerakkan ekonomi masyarakat lokal yang sebelumnya tidak ada. Namun di era dimana semua terhubung melalui internet, perusahaan besar dari luar negeri bisa mengais rupiah yang beredar di masyarakat tanpa harus berinvestasi/menanamkan uangnya terlebih dahulu di Indonesia. Misalnya peredaran uang masyarakat di bidang transportasi yang sudah eksis sebelumnya tiba-tiba sekian persennya bisa dikais begitu saja tanpa perlu menanamkan modal di Indonesia. Perusahaan luar negeri cukup mengembangkan sebuah aplikasi, menanamkan modalnya pada riset dan pengembangan teknologi di negerinya, lalu menawarkan penduduk lokal untuk menjadi pengguna dengan iming-iming kemudahan dalam kehidupan, maka sekian persen uang yang sebelumnya hanya beredar di dalam negeripun, dari dan oleh orang lokal, akan "terbang" ke negeri seberang atas nama potongan komisi karena menggunakan aplikasi.

Tanpa regulasi pemerintah yang berkeadilan untuk melindungi semua, maka adagium yang mengatakan  "The winner takes it all" akan, sedang dan sebagian sudah menjadi kenyataan. Yang besar akan mengambil semuanya, yang kecil hanya bisa mengais sisa-sisa remahan yang tercecer sekedarnya atas seijin mereka yang besar. Setiap pemerintah harus membuat regulasi yang mengacu kepada keadaan di masa depan. Itulah yang sedang dicoba dilakukan oleh Australia yang telah berpikir satu langkah ke depan, untuk melindungi industri pers dalam negerinya. Mereka tidak ingin menjadikan industri pers lokal yang bersusah payah memproduksi konten berita namun ada pihak lain yang memetik manfaatnya dengan begitu saja tanpa kompensasi yang adil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Tradisional Sunda