Ngusaba Bukakak di Buleleng

Salah satu ritual unik yang dilaksanakan oleh warga Desa Giri Emas Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng yang masih tetap lestari hingga sekarang adalah ritual Ngusaba Bukakak. Dilaksanakan setiap dua tahun sekali pada purwani sasih kadasa
atau satu hari setelah purnama bulan kedasa. Warga menghaturkan srada bhakti kepada ida Batara dan memohon anugerah kesuburan melalui prosesi ini.

Prosesi upacara dimulai dengan melancaran (berkunjung) pralingga Ida Batara Sasuhunan Pura Gunung Sekar yang berwujud sarad dan sarad ageng, simbol linggih Dewa Wisnu. Menyerupai bentuk garuda yang merupakan kendaraan Dewa Wishnu, sarad ageng terbuat dari bambu yang dihias dengan batang ambu (daun enau muda) dengan bunga pucuk bang di setiap ujungnya. Sarad Ageng ini merupakan sarana utama yang berisi babi hitam yang telah tumbuh taring, yang tubuhnya dipanggang sebagian.

Ritual dimulai pada sekitar pukull 13.00 WITA. Dari Pura Subak Giri Emas, sarad diusung oleh para pemuda disusul kemudian Sarad Ageng yang diusung oleh laki-laki dewasa. Prosesi diawali dengan ritual mesucian ke Pura Pancoran Emas, kemudian kembali ke Pura Subak Desa Giri Emas untuk kemudian diusung menuju Pura Gunung Sekar yang berjarak sekitar 300 meter ke arah barat.

Setelah proses persembahyangan kemudian melancaran menuju Pura Desa Bale Agung. Perjalanan iring-iringan bukakak melintasi areal persawahan dan perkebunan dan dipercaya dapat memberi berkah kesuburan yang melimpah selain juga untuk kerahayuan jagat. Penentuan tujuan melancaran ke Pura Desa Bale Agung ini dilaksanakan setelah melalui ritual nuntun Ida Batara Mutering Jagat Sesuhunan di Pura Gunung Sekar beberapa hari sebelumnya. Melalui prosesi ini Ida Batara memberi petunjuk bahwa Sarad Ageng melancaran ke Pura Desa Bale Agung Desa Pakraman Buleleng, sebagaimana dijelaskan oleh Ketut Sukrana, klian subak Dangin Yeh. "Seluruh krama tangkil ke Pura Subak dan ikut menyaksikan prosesi nuntun Ida Batara karena warga ingin tahu kemana Ida Batara akan melancaran." tambah Ketut Sukrana

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Tradisional Sunda