Rurung, Ruang Interaksi Para Petani

Baru baru ini, desa Peliatan di kecamatan Ubud mengadakan sebuah acara di tengah-tengah pemukiman warga yang diberi nama Festival Rurung Peliatan. Penggunaan kata rurung---sebuah istilah dalam bahasa Bali yang sudah mulai jarang digunakan. Secara sederhana, rurung itu berarti jalan atau lebih tepatnya mungkin sejenis gang, karena rurung merupakan jalan alternatif diluar jalan utama sebuah desa.
Sebagaimana tata ruang sebuah perkampungan Bali di masa lalu, pada umumnya sebuah desa memiliki jalan utama yang membentang dari utara ke selatan dengan perumahan penduduk di kiri-kanan jalan (sebelah barat dan timur jalan). Dalam hal perkampungan yang agak padat sehingga deretan rumah tidak hanya satu jalur di kiri dan kanan jalan saja, melainkan juga terdapat lajur tambahan entah di kiri, kanan atau keduanya, maka tentu akan ada jalan lain selain jalan utama, untuk akses ke lajur kedua, nah jalan akses inilah yang disebut dengan rurung. 

Di Bali, rurung ini bukan hanya berfungsi sebagai sebuah jalan semata, menurut Wayan Sudiarsa atau yang lebih dikenal dengan nama Pacet, ketua panitia Rurung Festival, "rurung merupakan tempat para petani berinteraksi selepas kembali dari aktivitas di sawah. Sambil melepas lelah dan menghabiskan waktu sebelum malam tiba, para petani menjadikan rurung sebagai tempat kumpul-kumpul saling bersendau gurau ditemani secangkir kopi panas dan panganan kecil yang dijual oleh warga setempat yang memanfaatkan rurung sebagai tempat mengais rejeki dengan berjualan sehingga ada aktivitas ekonomi".

"Dari obrolan ringan tentang banyak hal, terutama terkait dengan kehidupan sosial budaya yang terkait dengan keseharian, tak menutup kemungkinan bahwa beberapa ide cemerlang turut lahir dalam obrolan di rurung. Karena itu, rurung bukan hanya sekedar sebuah jalan, namun menjadi bagian dari sosial budaya masyarakat dengan berbagai kegiatannya. Hal inilah yang mendasari diselenggarakannya Festival Rurung Peliatan", tambah Sudiarsa.

Festival Rurung Peliatan mencoba merekonstruksi kembali fungsi dari sebuah rurung. Ada pentas seni budaya yang digelar oleh anak-anak dan remaja, beberapa kegiatan oleh para ibu PKK, edukasi tentang tanaman obat, sajian kuliner oleh para wirausaha lokal dan sebagainya, menjadikan Festival Rurung benar-benar 'dari-oleh-untuk' warga.

Berikut beberapa video dari Festival Rurung Peliatan 2018:




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Tradisional Sunda