Kembali Digelar Setelah 500 Tahun Karya Agung di Pura Gelgel

Hujan yang membasahi pelataran Pura Dasar Buana Gelgel, Klungkung tidak membuat umat beranjak meninggalkan ritual memasar lan memendak Ida Batara, yang merupakan rangkaian dari prosesi Karya Agung. Beberapa tari sakral pelengkap upacara seperti tari topeng, tari baris, rejang dewa dan rejang renteng satu persatu dipentaskan, menyambut kehadiran para dewa. Tak nampak tanda kelelahan diwajah para pemedek (umat yang hadir), meskipun mereka baru saja berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 km selepas melaksanakan ritual tawur tabuh gentuh, nangluk merana, ngaturang pakelem sekaligus nunas tirta kamandalu, di pantai Klotok sejak pagi hari.


Ribuan umat Hindu yang berasal dari Desa Gelgel dan juga dari daerah Bali lainnya dengan antusias mengikuti prosesi melasti. Sejak pukul 8 pagi, mereka berjalan menuju pantai Klotok ngiring pralingga Ida Batara. Prosesi ini dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Geria Aan, Ida Pedanda Gde Karang Putra Keniten dari Geria Satria kangin dan Ida Pedanda Gde Wayan Darma dari Geria Wanasari.

Dewa Soma, koordinator karya Agung Pura Dasar Buana Gelgel menjelaskan prosesi melasti bertujuan untuk menyucikan pratima, pralingga, tapakan Ida Batara Sesuhunan, agar kembali suci. Sarana upacaranya adalah tawur labuh gentuh dan nangluk merana. Usai prosesi melasti dilanjutkan dengan ritual mulang pakelem, menggunakan sarana kerbau, kambing, banyak, itik selem, ayam selem. Ritual ini dipersembahkan kepada penguasa samudera, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Sang Kala Sunia, penguasa sang waktu, karena beliaulah yang mengelola samudera agar selalu tenang dan damai. Prosesi mulang pakelem dilanjutkan dengan pelepasan tukik (anak penyu) sebanyak 11 ekor guna menjaga keseimbangan alam sekaligus nunas tirta kamandalu di tengah samudera.

Sebelum puncak acara yang jatuh pada tanggal 31 Desember 2018, pada tanggal 26 Desember akan dilaksanakan Tawur Panca Wali Krama, Panyegjeg Bumi dan Pedanan. Sementara sehari sebelum puncak karya akan digelar ritual mepepada untuk menyucikan hewan yang akan digunakan sebagai sarana upacara. Karya Pangebek, Pangenteg, Pangodal, Paselang sebagai puncak karya akan dipusatkan di Pura Pusering Jagat, Pura Yasa, Pura Penyucian, Pura Melanting, Bale Agung Kahyangan Jagat Dasar Buana dan Paselang. Selanjutnya pelaksanaan bhakti panganyar hingga 10 Januari sebelum karya masineb pada tanggal 11 Januari 2019

Karya Mamungkah, Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih, Padudusan Agung Tawur Panca Wali Krama dan Mahayu Jagat Marisudha Bumi di Pura Dasar Buana Gelgel kali ini merupakan upacara terbesar yang puncaknya akan berlangsung pada tanggal 31 Desember 2018. Bendesa Gelgel Putu Arimbawa mengatakan acara serupa yang pernah dilaksanakan terakhir kali tercatat pada tahun 1518 walau tidak lengkap namun arsip pelaksanaannya masih ada sehingga setelah melalui pembahasan panjang akhirnya disepakati acara yang pernah dilangsungkan 500 tahun yang lalu ini dilaksanakan kembali pada tahun 2018 ini.

(video sedang dalam proses editing)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Tradisional Sunda