Mesaiban, Upacara Terkecil Masyarakat Bali

Mesaiban adalah salah satu jenis upacara yang dilakukan setiap hari oleh orang Bali yang beragama Hindu.  Bentuknya berupa sesajen yang berisi sejumput nasi dan lauk pauk yang dimasak pada hari itu.
Mesaiban dilakukan pada pagi hari, segera setelah kaum wanita selesai memasak. Setelah selesai mesaiban, barulah seluruh anggota keluarga boleh menyantap makanan yang dibuat pada hari itu.

Ada beberapa tempat wajib dimana saiban harus dihaturkan seperti tungku api tempat memasak, batu pengasah, sapu lesung dengan alunya dan tempat air. Selain tempat wajib tersebut, juga beberapa tempat tertentu lainnya di sekitar lingkungan rumah.

Seperti tertulis dalam Manawa Dharmasastra III.117: bahwa setiap keluarga akan makan setelah mempersembahkan makanan itu pada para dewa, para leluhur (dewa Pitara), pada para resi dan pada para dewa penjaga rumah. Dalam sloka selanjutnya dinyatakan bahwa keluarga yang makan tanpa persembahan dinyatakan ia makan dosa. 

Meskipun merupakan salah satu bentuk Panca Yadnya yang paling kecil dan sederhana, mesaiban memiliki nilai-nilah falsafah kehidupan. Mesaiban mengajarkan manusia untuk makan dari hasil usaha sendiri yang didapat dengan dasar yadnya / persembahan / ketulusan. Bagi mereka  yang mendapat makanan dengan mengambil hak orang lain secara tidak benar maka kelak ia akan berinkarnasi menjadi hewan ternak peliharaan orang yang diambil haknya tersebut, sebagaimana tertulis dalam Manawa Dharmasastra III.104

Secara harfiah Panca berarti lima dan Yadnya bermakna pengorbanan/ persembahan yang dilakukan dengan tulus. Panca Yadnya berarti lima jenis persembahan/ upacara yang dilakukan dengan tulus. Kelima jenis yadnya tersebut adalah:  

Dewa Yajña, upacara / persembahan untuk para dewa,
Rsi Yajña, upacara untuk menghormati para pendeta dan membaca-baca kitab suci 
Pitra Yajña, yaitu upacara kematian agar roh mencapai alam Siwa.
Butha Yajña, yaitu upacara untuk para bhuta, seperti upacara tawur dan Panca Wali Krama.
Manusa Yajña, yaitu upacara terkait dengan kehidupan manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kidung Tradisional Sunda